Sebuah batu sekepal tangan
terjatuh cukup keras
Menimpa ibu jari kakiku
Sakit memang mencipta radang
namun tak cukup remukkan tulang
Tak tahu dari mana ia terlontar
Sebab tlah lama semesta pun tahu
Negeriku memang bukan kerajaan batu
Namun rumah-rumah hati penduduknya
tak lagi diatapi tenggang rasa
Tak lagi ditiangi rasa bersaudara
Sejak kepingan emas tlah menjadi
alat tukar murah bagi mahalnya idealisme
Sejak iman disimpan rapi di laci meja kerja
Bersama dengan amplop coklat
Nan Semerbak lembaran merona
Hingga air pun yang dulu menggenangi
Tlah kering di hulunya
Tak ada lagi cinta yang menganaksungai
Hanya keangkuhan yang tak pernah melandai
Namun aku dan sedikit kawanku yang masih waras
Tak boleh diam diri, tak boleh meratapi
Sebab habis gelap hadirlah fajar pagi
Cukup saja dengan tak jemu tak henti
Mengetuk setiap rumah hati
Ajak penghuninya kembali mengenal Ilahi
Lalu biarkan Sang Pembalik hati
Memilih dengan adil
Kepada siapa hidayah dihadiahi…
@fathialharits
0 Komentar