Subscribe Us

header ads

Eksperimen Domba Ibnu Sina


Sepertinya Anda semua pasti mengenal Ibnu Sina, ya beliau adalah seorang ilmuwan pakar kedokteran Muslim yang sangat terkenal.

Suatu hari, Ibu Sina hendak melakukan eksperimen dengan dua domba yang dimiliki. Beliau menempatkan dua domba di kandang terpisah. Kedua domba tersebut memiliki usia yang sama dan berat yang sama, dan diberi makan dengan makanan yang sama. Semua kondisi adalah sama.

Pada kandang ketiga, ibnu Sina sengaja menempatkan serigala. Hanya satu domba yang bisa melihat serigala tetapi tidak domba yang satunya. Beberapa bulan kemudian, domba yang melihat serigala itu rewel, gelisah, kurang berkembang, dan kehilangan berat badan, dan akhirnya mati. Domba itu mati sementara domba lainnya tetap sehat. Meskipun serigala tidak melakukan apa pun pada domba di sebelahnya, rasa ketakutan dan stres membunuh domba sebelum waktunya.

Sementara domba lain yang tidak melihat serigala, terlihat damai dan berkembang dengan sangat baik dengan kenaikan berat badan yang ideal. Dalam percobaan ini lbnu Sina menunjukkan pentingnya kesehatan mental. Sebab kesehatan fisik tidak melulu soal asupan makanan bergizi, suplemen, dan obat-obatan, namun yang tidak kalah penting adalah kita bisa menjaga kesehatan mental dengan menjauhi rasa cemas yang tidak perlu.

Memiliki rasa cemas adalah hal yang wajar ketika terjadi sesuatu hal yang tidak menyenangkan. Namun menjadi tidak wajar ketika kita merasa cemas secara berlebihan bahkan cemas tanpa sebab yang jelas. Dalam perspektif Islam, Al-Qur’an membahas kecemasan yang dapat ditemukan dengan beberapa istilah diantaranya khauf, dhaiq, halu’a dan jazu’a. Kecemasan dalam Al-Qur’an dipandang sebagai sebuah manifestasi dari rasa takut yang berlebihan pada masa yang akan datang yang belum terjadi, adanya kesempitan jiwa dan gelisah atau keluh kesah.

Orang yang mengalami kecemasan berlebihan kerap kali merasa khawatir dan takut yang berlebihan secara terus-menerus. Seiring berjalannya waktu, gangguan kecemasan ini bisa bertambah parah dan mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Apabila tidak mendapatkan penanganan, penderita gangguan kecemasan berlebihan bisa mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dengan menurunnya performa kerja dan juga kesulitan untuk menjalani interaksi sosial dengan orang lain.

Sebagai muslim, ketika Anda mendapati diri Anda diliputi kecemasan jangan biarkan berlarut-larut. Cara mengatasi kecemasan dalam Islam dapat dilakukan dengan bersungguh-sungguh dalam beriman kepada Allah SWT, beribadah seperti sholat, zikir, dan doa serta senantiasa berakhlak mulia. Belajarlah untuk mengandalkan Allah dalam menjaga kesehatan mental Anda. Sebab Allah akan selalu menolong orang-orang yang selalu mendahulukan-Nya. Sebagaimana Firman Allah surat Ath-Thalaq ayat 2-3,

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."

Dengan demikian, ketika kita memperbaiki hubungan dengan Allah, Allah pun akan memperbaiki kehidupan kita, juga hubungan kita dengan manusia sehingga kita merasa hidup kembali sebagai manusia tanpa gangguan kecemasan yang berarti. Wallahu a’lam bishshowwab.

Posting Komentar

0 Komentar